Jika tidak sedang menonton, anda pasti sedang ditonton. Sebab drama adalah anda, saya dan secuil ruang dunia yang sedang kita bagi ini....
15 April 2013

The Legacy of the Sun

USeperti biasa, lagi-lagi saya akan rekomendasikan pilihan film bagus untuk anda tonton. Kali ini film karya sutradara Jepang yang cukup produktif Kiyoshi Sasabe. Sebuah drama miris penuh patriotisme bersetting Perang Dunia II.

Plot cerita memang tidak begitu rumit, tapi seperti kebanyakan film Jepang, kualitas direction (penyutradaraan) mereka selalu membuat saya berdecak kagum. Yang saya maksud adalah cara mereka mengatur beat shot demi shot, scene demi scene, semiotika yang bikin jidat terangkat, juga perlakuan terhadap ekspresi, gestures, dialog para aktor yang kadang terasa aneh tapi cukup 'menenggelamkan'.

Setting berlangsung pada Perang Dunia II, menjelang pengumuman penyerahan diri Jepang terhadap Amerika. Menyadari semakin dekatnya kekalahan Jepang oleh Amerika yang dipimpin oleh Jenderal Mac Arthur, 5 orang petinggi militer Jepang secara rahasia memanggil 2 perwira muda yaitu Mayor Mashiba (Masato Sakai) dan Letnan Koizumi (Seiji Fukushi) untuk menjalankan misi sangat rahasia yaitu menyembunyikan harta karun senilai 200 Trilyun Yen. harta tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun kembali Jepang pasca kekalahan perang nantinya.

Dalam menjalankan misi itu, Mashiba dan Koizumi diberi bala bantuan seorang Sersan yaitu Sersan Mochizuki (Shido Nakamura) dan 20 orang gadis kecil murid sekolah bersama seorang guru mereka Noguchi (Yusuke Santamaria). Di sinilah sebenarnya main-plot itu akan berkecamuk.

Dari deretan perintah rahasia yang datang untuk Mayor Mashiba, pada akhirnya datanglah surat perintah yang mengharuskan Mashiba membunuh 20 orang gadis kecil tersebut bersama guru mereka demi tetap menjaga kerahasian misi. Mashiba dan Kiozumi tergelak, mereka sangat terpukul. Betapa gadis-gadis lugu itu telah bekerja sangat keras bersama-sama demi menyelesaikan misi tersebut, dan kini ia diperintahkan untuk mengakhiri hidup mereka dengan memberi pil pembunuh.

Menentang perintah tersebut, Mayor Mashiba mendatangi sang Komandan untuk ,mengajukan penolakannya. Ternyata tidak ada perintah itu darinya. Tragisnya jawaban itu didapat Mashiba disaat sang Jenderal sedang melaksanakan harakiri, tepat sebelum kematiannya.

Singkat cerita, Mashiba dan Koizumi merasa lega. Ironis, justru disaat itulah mereka mendapati bahwa pil-pil pembunuh yang mereka simpan tidak lagi ada di tempatnya. Panik, mereka berlari menuju goa dan ternyata anak-anak itu telah tewas memakan pil tersebut, kecuali satu orang ketua kelas Hisaeda (Ei Morisako) yang kebetulan saat itu sedang bertugas membersihkan kamar mandi. Hisaeda ini kelak akan dinikahi oleh Sersan Mochizuki dan ialah yang kelak memberi kesaksian membongkar rahasia besar itu saat kematian suaminya setelah puluhan tahun mereka membagi rahasia besar itu hanya berdua.

Sasabe sangat detil dalam menggambarkan peran tokoh-tokohnya. Ia tampak begitu bersemangat menggugah jiwa patriotisme bangsanya. Dari nyanyian kecil, semboyan Greater Glory Dainippon, sampai aksi harakiri patriotik yang terkenal itu. Saya terngiang dialog Koizumi kepada Jenderal Mac Arthur sebelum menembak kepalanya sendiri, kurang lebih begini: "Saat ini mungkin aku gagal menjalankan diplomasi ini. Tapi tunggulah suatu hari nanti produk-produk Jepang akan menguasai Amerika, akan menguasai dunia....!".

Dan sekarang coba anda lihat hari ini, lihat sekeliling anda. Mmmm.... terus terang saya agak merinding sekaligus iri dengan nenek moyang Bangsa yang satu ini.

Agak aneh memang, gebyar film yang diproduksi tahun 2011 ini tidak begitu terasa hingar-bingar. Bahkan di media-media online terkenal pun dingin-dingin saja. Saya gak tau itu karena alasan politis, pro-kontra penafsiran sejarah atau apa? Entahlah. Dan saya sama sekali tidak tertarik mencari jawabannya.

Yang jelas, saya pribadi cukup terkesan dengan film ini. Sampai-sampai saya sempat twit bahwa film ini membuat saya cukup lama untuk kembali ke permukaan.

Jangan ragu, selamat menonton....
Title: The Legacy of the Sun; Written by Sigit Ariansyah; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

follow