Jika tidak sedang menonton, anda pasti sedang ditonton. Sebab drama adalah anda, saya dan secuil ruang dunia yang sedang kita bagi ini....
01 Oktober 2012

A Separation



Berkejaran dengan waktu diantara kemacetan Jakarta, saya mengejar jam tayang film ini menuju bioskop terdekat dari rumah. Hampir telat, tapi pas. Memang ada resikonya. Saya datang langsung masuk tanpa sempat beli minuman, popcorn atau cemilan lainnya. Memang, mulut terasa kecut, tapi semua itu terlupakan begitu saja saat saya larut dalam drama film luar biasa ini. Saya memang penggemar berat film-film Iran.

A Separation atau versi Parsinya:  جدایی نادر از سیمینJodái-e Náder az Simin, "The Separation of Nader from Simin" ini sebagaimana typical film-film Persia lain, sangat kuat pada sisi cerita, karakter dan acting (I'm still not sure that they act…). Seperti biasa pula, sinematografi dikonsep sederhana, natural, handheld tapi dengan angle yang cukup dramatic.

Bersetting Iran kontemporer, A Separation menampilkan sebuah drama pernikahan kelas menengah Iran yang bagi saya cukup mewakili sebagian besar negara-negara berkembang lain di planet bumi ini. Dikisahkan, Simin berkeinginan mengajak suaminya Nader dan puteri semata wayang mereka Termeh untuk hijrah ke luar Negeri. Nader menolak, karena harus merawat ayahnya di rumah yang terserang Alzheimer. Simin pun lalu meminta cerai dan pergi tinggal di rumah orang tuanya meninggalkan suami dan puterinya.

Setelah kepergian istrinya, Nader memutuskan mengambil seorang pembantu wanita dari kelas bawah untuk merawat ayahnya selama dia kerja dan putrinya bersekolah. Alih-alih mengatasi masalah pasca ditinggal istrinya, justru di sinilah munculnya permasalahan baru yang cukup pelik untuk dipecahkan dengan melibatkan banyak karakter.

Saya benar-benar dibuat kagum pada sang sutradara sekaligus penulis screenplay, Asghar Farhadi. Dia men-treat masalah-masalah yang sesungguhnya tidak bersolusi itu melalui adegan-adegan sederhana yang logis, dialog-dialog panjang tapi gak membosankan dan tentu saja akting dan karakter-karakter yang luar biasa real. Saya ulangi, saya masih gak percaya mereka berakting. Seharusnya, beginilah akting, beginilah direction, beginilah.. beginilah….

Aktor dan aktris film ini memang luar biasa. Seperti aktris gaek Leila Hatami (Simin), tidak perlu lagi diragukan kualitas penjiwaannya. Sudah lama ia malang melintang di berbagai film festival. Begitu juga dengan yag lain, Peyman Moaadi (Nader), Sareh Bayat (Razieh), Shahab Hosseini (Hodjat), Sarina Farhadi (Termeh). Mereka semua tidak sedang berakting. Mereka mengalami, mereka masuk ke dalam karakter masing-masing dengan jujur. 

Asghar Farhadi dengan cukup cerdas membuat saya tidak bisa membela atau berpihak ke salah satu karakter pun dalam film ini. Kalaupun saya sempat berpihak, itu tidak lama dan segera dibalikkan oleh kenyataan lain. Karena itu saya menilai ini adalah film yang jujur menilai kemanusiaan, sekaligus menyindir kejujuran itu sendiri. Ya, ujung dan pangkal dari problematika yang rumit ini intinya adalaj "kejujuran".

Pantas saja film ini bertabur award bergengsi mulai dari Oscar, Academy Award, Berlin International Film Festival, Golden Bear, Golden Globe, Asia Pacific Screen Award dan banyak lagi. Dari semua penghargaan itu ada untuk Best Film, Best Foreign Language Film, Best Writing, Original Screenplay, Best Director, Best Actor/Actress dan seterusnya, males ngingatnya… kebanyakaaan…..

Saking terpesonanya, sepulang dari bioskop saya sempetin nonton komen-komen filmmakersnya lewat behind the scene mereka di youtube. Seuatu yang mengejutkan menonjok saya. Untuk pertama kalinya saya lihat sebagian besar crew ikut meneteskan air mata di set? on locaton? Ini sesuatu baget (Sori, pinjem dulu ya Syahrini). Si Director of photography (Mahmoud Kalari)  bisa-bisanya meneteskan air mata saat memegang kamera pada adegan Nader memandikan ayahnya. Sampai-sampai kamera harus diangkat oleh asistennya, dan si Directorpun harus bilang "cut" lalu keluar set sambil mengusap air matanya sendiri di balkon. Untuk ini, jangan tanya lagi, lo harus bilang WOW..!

Sampai-sampai saya gak tahan untuk nulls komen di youtubenya kayak gini: What a direction...! congratulation Mr. Asghar Farhadi.... I'm inspired by your works.. thanks...
Read more ...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

follow