Jika tidak sedang menonton, anda pasti sedang ditonton. Sebab drama adalah anda, saya dan secuil ruang dunia yang sedang kita bagi ini....
06 Januari 2008

Plagiator of Photography


Lebih dari setahun lalu,
Saat itu saya tengah merampungkan screenplay, sebuah
Drama Romance untuk FTV. Sahabat saya datang, ngajak ngopi lalu berdiskusi seperti biasa. Tiba-tiba sahabat saya itu menyinggung soal naskah yang sedang saya geluti yang memang sempat dia baca sebelumnya. Dia protes ”Kok ceritanya sama kayak ’Cinta Silver’ sih? Kamu terpengaruh ya..”

Dhueng..!!!

”O ya??”, saya kuuaget dan puuanik, karena memang saya belum sempet nonton film itu. ”Bagian yang mana? Masak iya sih?”

”Halah.. itu kan sama-sama tentang foto model, fotografer dan kisah-kisah cinta mereka...”

Ketenangannya menjawab sanggup meyakinkan saya dan itu cukup membuat saya drop saat itu juga. Apalagi beberapa hari setelah itu masih ada dua atau tiga orang lagi yang berkomentar sama. Wah, tar dicap
plagiator, lagi! Tiba-tiba saya sibuk dengan kegusaran sendiri. Merombak plot cerita, mengganti karakter-karakter, atau memulai naskah yang sama sekali baru? Itu berlangsung berhari-hari. Finally tidak ada satupun yang saya lakukan untuk naskah itu.

Setelah Lebih dari setahun,
Beberapa hari lalu saya mendapat messeges di Youtube dari seorang teman dari komunitas film indie di Jawa Barat. Dia share ke saya bahwa dia baru menyelesaikan sebuah naskah film pendek dan akan segera ia produksi. Hari itu juga dia katakan baru saja selesai nonton sebuah Film Barat dan ia merasa bahwa banyak kesamaan dengan naskah barunya. Ia pun gusar, ”What do you think I’ve todo now?” nadanya seperti pasrah di email itu.

Me? Stupid Silent…

Percaya atau tidak, saya pergi ke rumah temen dan melihat DVD ’Cinta Silver’ di rak koleksinya. Spontan saya teriak ”Ini tak pinjem atau nyawa??” Dan malam itu akhirnya saya bisa nonton ’Cinta Silver’ meski hampir tanpa mempedulikan kecantikan Luna Maya. Karena saya bener-bener detail melototin setiap scene bahkan frame-framenya. Itu salah satu film Indonesia yang harus saya acungi jempol. Salut buat mas Lance.

Dhuengg Lagi..!!!

You Know What?? Saya tidak menemukan satu pun plot cerita, content maupun messages yang sama dengan naskah yang saya tulis satu setengah tahun lalu itu. Kecuali kebetulan sama-sama ada karakter fotografer dan modelnya. Okey.. okey.. memang masih ada yang sama lagi. Mau tau kesamaan lainnya? Yup! Sama-sama ada rumah, mobil, orang berjalan, handphone, tas, baju dan banyak lagi.

Secara photography memang ada beberapa imaginasi saya yang juga ada di film itu, seperti saat adegan pemotretan di beberapa lokasi. Tapi menurut saya wajar-wajar aja sih, dan saya yakin hasilnya jelas akan berbeda, mengingat eksekutor dan situasi /kondisi yang berbeda pula. Bagi saya itu saja tidak cukup untuk dicap sebagai Plagiator of Photography (hehe, dapet istilah baru nih..).

Seketika saya buka komputer dan membalas email teman baru saya di Youtube yang sempat saya cuekin. Ini copy/paste nya:
Kalo memang yakin ide ente original, tancap aja! dengan catatan tetap compromize jika memang ada yang terlalu sama persis.
Dalam soal ide, kebetulan sama, terpengaruh dan terinspirasi itu sah-sah aja. Kalopun musti sama, jika memang itu bukan ngejiplak, pastilah feelnya tetap beda. Sebab setiap orang pasti berbeda isi kepala dan taste. Kecuali ada yang terang-terangan ngejiplak atau ngutip mentah-mentah!

Maju terus n sukses ya...

Nonton setelah Lebih dari setahun,
Emang sih.. sedikit merasa seperti ketinggalan jaman gitu..
Makanya jangan sampai ketinggalan lagi! Tonton terus Film baru Indonesia (saran: yang punya taste aja dech..).

Iya.. iyaaa... sori! Mmmm..... NOMAT yuk?!

Title: Plagiator of Photography; Written by Sigit Ariansyah; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

AddThis

follow